Haggie
Arranda Wahab
Hubungan
Internasional
Totalitas
FISIP
UNS 2012
5 November 1994, suara teriakan tangisan bayi
mungil laki laki, mengisi seluruh sudut ruangan ruang bersalin Rumah Sakit
Harapan Bunda. Tak hanya tangis, atmosfer kebahagiaan juga turut menjadi
atmosfer utama saat itu. Haggie Arranda Wahab,itulah tiga kata terindah penuh
doa yang mereka berikan kepada jagoan kecil anggota baru keluarganya. Sejak
kecil, saya telah terbiasa berusaha keras untuk meraih sesuatu yang saya
inginkan. Mulai dari hal kecil seperti mainan hingga sepeda idaman bocah
laki-laki pada saat itu. Orang tua kami mendidik kami untuk berlelah-lelah
dahulu sebelum kami mendapatkan hal yang kami inginkan, sebab tanpa disadari
jika kita berusaha keras dalam perjalanan meraih impian dan diujung usaha
tersebut kita dapat meraihnya, pasti ada rasa puas tiada tara serta kenikmatan
tersendiri yang menyembul di dalam diri ini yang dapat kita rasakan
dibandingkan hanya berduduk manis tanpa usaha sedikitpun. Puncaknya terbayar
saat SMA ,persaingan untuk mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri terasa amat
berat. Sayapun semakin menggiatkan belajar,ibadah, dan usaha agar saya bisa
berkuliah di PTN. Salah satu usaha saya adalah mengikuti program bimbingan
belajar Nurul Fikri dan mengambil program super intensif SNMPTN. Saya mulai
membiasakan melahap soal soal try out dan mengadakan konsultasi belajar dengan
tentor NF di luar jam belajar yang pastinya menuntut energi lebih dari tubuh
yang kian lunglai, tapi saya tetap berusaha dan bersemangat, sebab saya masih
bisa melihat asa dalam genggaman. Kerja keras siang dan malam hanya beralasan
satu harap yaitu agar orang tuaku bisa berbangga diri karena anaknya bisa
melanjutkan studi ke PTN dengan jurusan yang aku impikan, Komunikasi. Hari itu
12 Juni 2012, saya berusaha mengharmonisasikan ritme jantung agar semua
berjalan lancer sesuai harapan. Saya bangun di pagi buta yang dinginnnya
menembus hingga ke rusuk, Ujian SNMPTN berlangsung khidmat. Namun, entah
,mengapa rasa gugup terus merajai diri saya yang telah bunuh rasa itu dengan
doa. Alhasil, rasa gugup itu memenangkan pertarungan itu.
Akibatnya, saya tidak dapat menghitamkan
jawaban TPA saya yang sudah saya kerjakan sebanyak 69 buah dari total soal 75
buah dan pada saat bel tanda selesai mengerjakan berdering, saya hanya bisa
dapat menghitamkan 29 jawaban, lalu saya minta waktu tambahan untuk
menghitamkan, namun pengawas hanya bisa diam dan menarik LJK saya dengan
kejamnya. Saya pun tidak bisa berbuat apa apa lagi selain berdoa dan berserah
pada Allah SWT. Sedih, tapi saya tidak dapat banyak bicara karena itu murni
kesalahan pribadi dan tidak ada yang bisa disalahkan kecuali diri saya sendiri.
Padahal, saya yakin melalui soal TPA ini, saya bisa menambah pundi-pundi point
dalam penilaian nasional nantinya, namun apa daya, 50% pun tak bisa saya hitamkan.
Semua telah berlalu dan sayapun teringat ucapan Albert Einstein yg berbunyi “Seseorang yang tak pernah berbuat
kesalahan, tidak akan belajar sesuatu yang baru” . Saya pun berusaha keras
di hari berikutnya dan pada akhirnya, SNMPTN 2012 jalur tulis berlalu, dan masa
belajar di bimbel pun ikut berakhir. Namun, perjuangan saya tidak berakhir
sampai disitu. Sambil menunggu pengumuman SNMPTN, saya mendaftarkan ujian SIMAK
UI. Saya memilih program studi Akuntansi S1 Reguler, Komunikasi S1 Reguler, dan
Sastra Inggris S1 Reguler. Saya juga mendapat kabar bahwa tempat les saya
membuka program persiapan SIMAK UI. Namun, karena alasan ekonomi,saya tidak
bisa mengikuti program tersebut. Tetapi , saya tidak kehabisan akal. Saya pun
mengajukan diri untuk menjadi agen yang menyebarkan brosur tempat les saya
tersebut. Saya tidak mengharapkan uang sebagai upahnya,saya hanya meminta agar
tetap bisa belajar bersama tentor dan mendapatkan sisa soal try out setelah
saya selesai menyebar brosur, dan NF pun mengabulkan permohonan tersebut. Saya
sangat bersyukur akan hal itu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang telah NF
berikan kepada saya. Haripun berlalu, saya mulai menggeluti pekerjaan saya
sebagai penyebar brosur dan tetap belajar untuk SIMAK UI.
6 Juli 2012, saya mendapat kabar pengumuman
snmptn akan dibuka hari itu. Setelah lama menunggu, ternyata hasil tidak sesuai
harapan karena saya tidak lolos snmptn jalur tulis 2012. Rasa sesal tiada
akhir, hanya itu yang saya rasakan saat itu. Namun saya tetap berusaha
menghadapi kenyataan yang ada. Dan pada 8 Juli 2012 saya mengikuti ujian SIMAK
UI. Semua berjalan lancer. Sambil menunggu pengumuman Simak, saya mendaftar
UMB-PT dan memilih 5 Prodi, Hubungan Internasional UNS, Psikologi UNJ,
Komunikasi UNSOED, Sast Ing UNSOED, dan Manajemen Pendidikan UNJ. 19 Juli 2012,
menjadi hari terkelam di bulan juli untuk saya, karena impian terbesar saya
untuk berkuliah di Universitas Indonesia kandas sudah. Ya! Saya dinyatakan
tidak lolos SIMAK UI. Tangis pun tak dapat terbendung lagi karena harapan dan
doa semua orang terdekat saya, tidak bisa saya wujudkan. Pesimis? Tentu tidak!
Karena saya tidak sendirian dan saya percaya Allah sudah menyiapkan yang
terbaik untuk saya. Pada 22 Juli 2012, saya ikut test UMB-PT. Semua berjalan
lancer. Setelah itu, orang tua saya menyuruh saya untul mendaftar Penmaba UNJ.
Jujur saja, saya sangat kurang berhasrat untuk berkuliah di UNJ karena itu
tidak pernah terbayang dalam benak saya. Namun, saya tetap menghormati orang
tua saya dan mengikuti apa yang mereka inginkan. Saya mengikuti semua yang
mereka mau dan memilih jurusan Pend. Bhs inggris dan Psikologi. Saya berfikir
jika saya diterima di UNJ, tahun depan saya akan ikut SNMPTN dan SIMAK UI lagi.
Saya pun ikut test penmaba UNJ. Setelah menunggu ternyata saya lolos ke tahap
berikutnya, tahap test wawancara. Setelah itu, kami diminta menunggu pengumuman
UNJ pada 3 Agustus 2012.
Juli pun siap untuk berlalu. Juli, bulan
dimana semua penolakan atas segala totalitas yang saya lakukan terjadi, bulan
dimana banyak air mata yang terjatuh, bulan dimana harapan orang-orang terdekat saya tak dapat
terwujud, bulan dimana impian saya untuk menjadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Indonesia, gugur begitu saja. Namun, Hubungan Internasional UNS
menjadi obat dari segala kekecewaan tersebut.
31 Juli 2012. Akhir segala penantian saya.
Air mata kebahagiaan tidak dapat terbendung. Alhamdulilah, saya resmi diterima
di jurusan Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta. Inilah
hasil dari segala usaha dan totalitas yang telah saya lakukan. Juli, bulan
kelam tersebut, ditutup dengan sangat indah dan kebahagiaan pun bukan hanya
untuk saya, tapi juga untuk mereka yang merasakan hal yang sama, merasakan
berbagai penolakan, namun tetap percaya dan berserah, karena berserah bukan berarti
menyerah, tapi tak henti percaya, bahwa kita memang pantas bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar