Jumat, 10 Agustus 2012

Perjuangan Meraih PTN ( Tugas Cerpen OSMARU )

Haggie Arranda Wahab
Hubungan Internasional
Totalitas
FISIP UNS 2012

5 November 1994, suara teriakan tangisan bayi mungil laki laki, mengisi seluruh sudut ruangan ruang bersalin Rumah Sakit Harapan Bunda. Tak hanya tangis, atmosfer kebahagiaan juga turut menjadi atmosfer utama saat itu. Haggie Arranda Wahab,itulah tiga kata terindah penuh doa yang mereka berikan kepada jagoan kecil anggota baru keluarganya. Sejak kecil, saya telah terbiasa berusaha keras untuk meraih sesuatu yang saya inginkan. Mulai dari hal kecil seperti mainan hingga sepeda idaman bocah laki-laki pada saat itu. Orang tua kami mendidik kami untuk berlelah-lelah dahulu sebelum kami mendapatkan hal yang kami inginkan, sebab tanpa disadari jika kita berusaha keras dalam perjalanan meraih impian dan diujung usaha tersebut kita dapat meraihnya, pasti ada rasa puas tiada tara serta kenikmatan tersendiri yang menyembul di dalam diri ini yang dapat kita rasakan dibandingkan hanya berduduk manis tanpa usaha sedikitpun. Puncaknya terbayar saat SMA ,persaingan untuk mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri terasa amat berat. Sayapun semakin menggiatkan belajar,ibadah, dan usaha agar saya bisa berkuliah di PTN. Salah satu usaha saya adalah mengikuti program bimbingan belajar Nurul Fikri dan mengambil program super intensif SNMPTN. Saya mulai membiasakan melahap soal soal try out dan mengadakan konsultasi belajar dengan tentor NF di luar jam belajar yang pastinya menuntut energi lebih dari tubuh yang kian lunglai, tapi saya tetap berusaha dan bersemangat, sebab saya masih bisa melihat asa dalam genggaman. Kerja keras siang dan malam hanya beralasan satu harap yaitu agar orang tuaku bisa berbangga diri karena anaknya bisa melanjutkan studi ke PTN dengan jurusan yang aku impikan, Komunikasi. Hari itu 12 Juni 2012, saya berusaha mengharmonisasikan ritme jantung agar semua berjalan lancer sesuai harapan. Saya bangun di pagi buta yang dinginnnya menembus hingga ke rusuk, Ujian SNMPTN berlangsung khidmat. Namun, entah ,mengapa rasa gugup terus merajai diri saya yang telah bunuh rasa itu dengan doa. Alhasil, rasa gugup itu memenangkan pertarungan itu.

Akibatnya, saya tidak dapat menghitamkan jawaban TPA saya yang sudah saya kerjakan sebanyak 69 buah dari total soal 75 buah dan pada saat bel tanda selesai mengerjakan berdering, saya hanya bisa dapat menghitamkan 29 jawaban, lalu saya minta waktu tambahan untuk menghitamkan, namun pengawas hanya bisa diam dan menarik LJK saya dengan kejamnya. Saya pun tidak bisa berbuat apa apa lagi selain berdoa dan berserah pada Allah SWT. Sedih, tapi saya tidak dapat banyak bicara karena itu murni kesalahan pribadi dan tidak ada yang bisa disalahkan kecuali diri saya sendiri. Padahal, saya yakin melalui soal TPA ini, saya bisa menambah pundi-pundi point dalam penilaian nasional nantinya, namun apa daya, 50% pun tak bisa saya hitamkan. Semua telah berlalu dan sayapun teringat ucapan Albert Einstein yg berbunyi “Seseorang yang tak pernah berbuat kesalahan, tidak akan belajar sesuatu yang baru” . Saya pun berusaha keras di hari berikutnya dan pada akhirnya, SNMPTN 2012 jalur tulis berlalu, dan masa belajar di bimbel pun ikut berakhir. Namun, perjuangan saya tidak berakhir sampai disitu. Sambil menunggu pengumuman SNMPTN, saya mendaftarkan ujian SIMAK UI. Saya memilih program studi Akuntansi S1 Reguler, Komunikasi S1 Reguler, dan Sastra Inggris S1 Reguler. Saya juga mendapat kabar bahwa tempat les saya membuka program persiapan SIMAK UI. Namun, karena alasan ekonomi,saya tidak bisa mengikuti program tersebut. Tetapi , saya tidak kehabisan akal. Saya pun mengajukan diri untuk menjadi agen yang menyebarkan brosur tempat les saya tersebut. Saya tidak mengharapkan uang sebagai upahnya,saya hanya meminta agar tetap bisa belajar bersama tentor dan mendapatkan sisa soal try out setelah saya selesai menyebar brosur, dan NF pun mengabulkan permohonan tersebut. Saya sangat bersyukur akan hal itu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang telah NF berikan kepada saya. Haripun berlalu, saya mulai menggeluti pekerjaan saya sebagai penyebar brosur dan tetap belajar untuk SIMAK UI.

6 Juli 2012, saya mendapat kabar pengumuman snmptn akan dibuka hari itu. Setelah lama menunggu, ternyata hasil tidak sesuai harapan karena saya tidak lolos snmptn jalur tulis 2012. Rasa sesal tiada akhir, hanya itu yang saya rasakan saat itu. Namun saya tetap berusaha menghadapi kenyataan yang ada. Dan pada 8 Juli 2012 saya mengikuti ujian SIMAK UI. Semua berjalan lancer. Sambil menunggu pengumuman Simak, saya mendaftar UMB-PT dan memilih 5 Prodi, Hubungan Internasional UNS, Psikologi UNJ, Komunikasi UNSOED, Sast Ing UNSOED, dan Manajemen Pendidikan UNJ. 19 Juli 2012, menjadi hari terkelam di bulan juli untuk saya, karena impian terbesar saya untuk berkuliah di Universitas Indonesia kandas sudah. Ya! Saya dinyatakan tidak lolos SIMAK UI. Tangis pun tak dapat terbendung lagi karena harapan dan doa semua orang terdekat saya, tidak bisa saya wujudkan. Pesimis? Tentu tidak! Karena saya tidak sendirian dan saya percaya Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuk saya. Pada 22 Juli 2012, saya ikut test UMB-PT. Semua berjalan lancer. Setelah itu, orang tua saya menyuruh saya untul mendaftar Penmaba UNJ. Jujur saja, saya sangat kurang berhasrat untuk berkuliah di UNJ karena itu tidak pernah terbayang dalam benak saya. Namun, saya tetap menghormati orang tua saya dan mengikuti apa yang mereka inginkan. Saya mengikuti semua yang mereka mau dan memilih jurusan Pend. Bhs inggris dan Psikologi. Saya berfikir jika saya diterima di UNJ, tahun depan saya akan ikut SNMPTN dan SIMAK UI lagi. Saya pun ikut test penmaba UNJ. Setelah menunggu ternyata saya lolos ke tahap berikutnya, tahap test wawancara. Setelah itu, kami diminta menunggu pengumuman UNJ pada 3 Agustus 2012.
Juli pun siap untuk berlalu. Juli, bulan dimana semua penolakan atas segala totalitas yang saya lakukan terjadi, bulan dimana banyak air mata yang terjatuh, bulan dimana  harapan orang-orang terdekat saya tak dapat terwujud, bulan dimana impian saya untuk menjadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, gugur begitu saja. Namun, Hubungan Internasional UNS menjadi obat dari segala kekecewaan tersebut.
31 Juli 2012. Akhir segala penantian saya. Air mata kebahagiaan tidak dapat terbendung. Alhamdulilah, saya resmi diterima di jurusan Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta. Inilah hasil dari segala usaha dan totalitas yang telah saya lakukan. Juli, bulan kelam tersebut, ditutup dengan sangat indah dan kebahagiaan pun bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk mereka yang merasakan hal yang sama, merasakan berbagai penolakan, namun tetap percaya dan berserah, karena berserah bukan berarti menyerah, tapi tak henti percaya, bahwa kita memang pantas bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar